Hari qurban tidak lama lagi akan kita rayakan, dan seluruh umat islam di dunia merayakannnya hanya saja di Timur Tengah perayaannya lebih mewah dari pada Hari Raya Idul Fitri. Hal ini sangat berlawanan dengan situasi di negri kita yang lebih merayakan Idul Fitri dari Idul Adha.
Quban adalah kata yang diambil dari bahasa arab yaitu "قربان" yang berarti pendekatan diri, kata ini kemudian memiliki arti terminologi pendekatan diri kepada Allah, semangat dalam berqurban adalah semangat seorang hamba dalam mengorbankan diri demi mengharapkan keridhoan sang pencipta, Allah SWT.
"Kenapa harus hewan yang menjadi ketentuan dalam qurban ?", pertanyaan ini selalu dilontarkan kepada ustadz-ustadz dan tokoh agama yang memang sudah diketahui kedalaman ilmuannya.
Penyambelihan hewan dalam ibadah qurban ternyata memiliki arti simbolis, yaitu penyembelihan sifat-sifat kehewanan yang ada dalam diri kita masing-masing. Karena menurut Imam Al-ghozali ada empat sifat atau karakter yang terdapat dalam diri manusia diantaranya ;
1. Al-Rubu’iyah; (الربوبية), yaitu sifat “ketuhanan” yang terdapat pada diri manusia yang apabila telah menguasai diri manusia maka ia ingin menguasai, menduduki jabatan yang tinggi, menguasai ilmu apa saja, suka memaksa orang lain dan tak mau direndahkan, maunya hanya dipuji.
2. Al-Syaithaniyah; (الشيطانية), yaitu sifat “kesetanan” yang ada pada diri manusia yang apabila telah menguasai dirinya ia akan suka merekayasa dengan tipu daya dan meraih segala sesuatu dengan cara-cara yang jahat. Di sini mansia suka mengajak pada perbuatan bid’ah, kemunafikan dan berbagai kesesatan lainnya.
3. Al-Bahimiyah; (البهيمية), yaitu sifat manusia berupa “kehewanan” yang apabila telah menguasai dirinya ia akan rakus, tamak, suka mencuri, makan berlebihan, tidur berlebihan dan bersetubuh berlebihan, suk berzina, berprilaku homoseks dan lain sebagainya.
4. Al-Sabu’iyah. (السبوعية), yaitu sifat “kebuasan” yang apabila menguasai diri manusia ia akan suka bermusuhan, berkelahi, suka marah, suka menyerang, suka memaki, suka berdemo, anarkis, cemburu berlebihan dan lain sebagainya.
Empat sifat tersebut di atas tidak tumbuh dan berkembang secara sekaligus tetapi melalui tahapan-tahapan atau secara berangsur-angsur.
Pertama kali yang tumbuh adalah sifat kehewanan “al-bahimiyah”. Melalui sifat ini manusia suka makan, tidur, seks agar dapat tumbuh sehat.
Quban adalah kata yang diambil dari bahasa arab yaitu "قربان" yang berarti pendekatan diri, kata ini kemudian memiliki arti terminologi pendekatan diri kepada Allah, semangat dalam berqurban adalah semangat seorang hamba dalam mengorbankan diri demi mengharapkan keridhoan sang pencipta, Allah SWT.
"Kenapa harus hewan yang menjadi ketentuan dalam qurban ?", pertanyaan ini selalu dilontarkan kepada ustadz-ustadz dan tokoh agama yang memang sudah diketahui kedalaman ilmuannya.
Penyambelihan hewan dalam ibadah qurban ternyata memiliki arti simbolis, yaitu penyembelihan sifat-sifat kehewanan yang ada dalam diri kita masing-masing. Karena menurut Imam Al-ghozali ada empat sifat atau karakter yang terdapat dalam diri manusia diantaranya ;
1. Al-Rubu’iyah; (الربوبية), yaitu sifat “ketuhanan” yang terdapat pada diri manusia yang apabila telah menguasai diri manusia maka ia ingin menguasai, menduduki jabatan yang tinggi, menguasai ilmu apa saja, suka memaksa orang lain dan tak mau direndahkan, maunya hanya dipuji.
2. Al-Syaithaniyah; (الشيطانية), yaitu sifat “kesetanan” yang ada pada diri manusia yang apabila telah menguasai dirinya ia akan suka merekayasa dengan tipu daya dan meraih segala sesuatu dengan cara-cara yang jahat. Di sini mansia suka mengajak pada perbuatan bid’ah, kemunafikan dan berbagai kesesatan lainnya.
3. Al-Bahimiyah; (البهيمية), yaitu sifat manusia berupa “kehewanan” yang apabila telah menguasai dirinya ia akan rakus, tamak, suka mencuri, makan berlebihan, tidur berlebihan dan bersetubuh berlebihan, suk berzina, berprilaku homoseks dan lain sebagainya.
4. Al-Sabu’iyah. (السبوعية), yaitu sifat “kebuasan” yang apabila menguasai diri manusia ia akan suka bermusuhan, berkelahi, suka marah, suka menyerang, suka memaki, suka berdemo, anarkis, cemburu berlebihan dan lain sebagainya.
Empat sifat tersebut di atas tidak tumbuh dan berkembang secara sekaligus tetapi melalui tahapan-tahapan atau secara berangsur-angsur.
Pertama kali yang tumbuh adalah sifat kehewanan “al-bahimiyah”. Melalui sifat ini manusia suka makan, tidur, seks agar dapat tumbuh sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar